Rabu, 19 Mei 2010

Langkah Sederhana Redakan Mual dan Muntah

MUAL dan muntah sangat mengganggu, tapi biasanya tidak berbahaya. Gangguan satu ini umumnya disebabkan oleh stres emosional atau kegembiraan, makan berlebih, obat-obatan tertentu, keracunan makanan dan mabuk berkendara.

Akan tetapi, muntah berkepanjangan bisa menjadi salah satu gejala kondisi yang lebih serius dan sebaiknya dievaluasi oleh dokter. Berikut beberaapa langkah sederhana yang perlu Anda lakukan untuk meredakan dan mencegah gangguan lebih lanjut:

Gejala dehidrasi
Jika Anak Anda muntah, coba perhatikan gejala dehidrasi seperti peningkatan rasa haus, bibir atau mulut kering, mata cekung, napas cepat atau detak jantung semakin kencang.

Anak-anak berisiko lebih besar mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Pada bayi, penurunan frekuensi dan jumlah air seni dan adanya bintik di kepala bayi merupakan gejala dehidrasi yang perlu diwaspadai.

Atasi dehidrasi
Jika muntah bertahan selama lebih dari 24 jam atau jika ada gejala-gejala dehidrasi, sangat penting untuk mengganti cairan yang hilang. Orang dewasa bisa minum minuman elektrolit biasa. Sedang anak-anak sebaiknya diberikan cairan yang khusus diformulasi untuk mengatasi dehidrasi, seperti Pedialyte, Liquilytes, atau Ricelyte. Anak-anak di bawah usia 6 tahun paling berisiko mengalami dehidrasi. Karena itu, kemugkinan mereka segera memerlukan cairan dehidrasi beberapa jam setelah muntah.

Diet cair
Satu jam setelah muntah berhenti, Anda bisa memulai diet cair. Gunakan cairan yang jernih dan hindari susu atau produk susu. Kaldu ayam jernih atau jus apel yang telah diencerkan dalam jumlah kecil merupakan pilihan awal yang baik.

Setelah 24 jam tanpa muntah, Anda bisa mengonsumsi makanan lembut, seperti gelatin dan saus apel. Hari berikutnya, Anda bisa mengonsumsi makanan padat yang hambar, termasuk roti.

Obat antimuntah
Sebagian besar mual dan muntah akan hilang dengan sendirinya. Tapi untuk orang dewasa dan anak-anak di atas usia dua tahun, obat-obatan yang dikenal dengan antiemetics (antimuntah) bisa mencegah dan mengontrol muntah yang disebabkan oleh mual.

Beberapa jenis antiemetics membantu mual akibat virus, bakteri, dan makan berlebih. Jenis lainnya membantu mual akibat mabuk berkendara atau mual akibat kemoterapi. Ada baiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan antimuntah.

Jahe
Bukti menunjukkan bahwa jahe merupakan obat alami yang efektif mengatasi mual. Sebuah studi yang didanai National Cancer Institute menemukan, pasien kemoterapi yang mengonsumsi paling tidak seperempat sendok teh jahe sehari mengalami pengurangan mual secara signifikan.

Peppermint
Peppermint juga merupakan obat alami yang dinyatakan efektif. Minyak peppermint bekerja merilekskan otot-otot perut yang tegang. Otot-otot tegang ini berkaitan dengan mual dan muntah. Cobalah mengunyah permen karet peppermint atau menghisap permen peppermint keras.

Akupresur
Beberapa studi, seperti dikutip situs webmd.com, menemukan bahwa akupresur di area pergelangan tangan bisa mencegah dan meredakan mual. Satu titik tekan yang diyakini membantu berada di bagian permukaan bawah lengan Anda, tepat di bawah pergelangan. Untuk menemukan titik tersebut, gunakan jari tengah dan jari telunjuk Anda untuk mengukur jarak dua jari di bawah tempat pertemuan tangan dan lengan. Kemudian tekan tepat di bawahnya, di antara dua tendon besar, dengan ibu jari. Gunakan tekanan intensitas sedang selama dua hingga tiga menit.

Kapan perlu ke dokter
Segeralah cari bantuan dokter jika anak-anak atau orang dewasa muntah disertai darah atau muntah disertai dengan leher kaku, sakit kepala kronis, kebingungan atau demam tinggi. Anak-anak usia di bawah enam tahun sebaiknya dibawa ke dokter jika muntah bertahan lebih dari beberapa jam. Sedang orang dewasa sebaiknya mencari bantuan dokter jika muntah bertahan selama lebih dari 24 jam.

Sumber: http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/05/18/2586/11/Langkah-Sederhana-Redakan-Mual-dan-Muntah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar