Rabu, 19 Mei 2010
Tahun 2010, Pemerintahan SBY Nyari Utang Rp.175.6 Triliun
Kementerian Keuangan masih harus menerbitkan surat berharga negara sebesar Rp 158,322 triliun hingga akhir tahun ini karena total obligasi yang sudah dilepas ke pasar sejak awal Januari 2010 hingga 9 Februari 2010 baru mencapai Rp 17,278 triliun. Hal itu dibutuhkan agar seluruh target penerbitan surat berharga negara pada tahun 2010, yang ditetapkan Rp 175,6 triliun, tercapai.
Perhitungan tersebut muncul setelah Kementerian Keuangan menetapkan nilai empat seri surat berharga negara (SBN) yang dilepas ke pasar modal hari ini mencapai Rp 4,2 triliun. Lelang keempat seri SBN itu dipublikasikan di Jakarta, Selasa (9/2/2010), oleh Kepala Biro Humas Kementerian Keuangan, Harry Z Soeratin.
Keempat seri SBN yang diterbitkan pada Selasa siang itu adalah seri SPN20110210, FR0031, FR0040, dan FR0052. Jumlah masing-masing seri yang diserap investor adalah Rp 1,75 triliun, Rp 950 miliar, Rp 750 miliar, dan Rp 750 miliar. Adapun total penawaran yang masuk dalam lelang itu mencapai Rp 10,234 triliun sehingga terjadi kelebihan penawaran dibandingkan obligasi yang diserap pasar sebesar 2,44 kali.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan, total penerbitan surat berharga yang sudah dilakukan pemerintah sejak 1 Januari 2010 hingga 5 Februari 2010 adalah Rp 5,045 triliun. Kemudian pemerintah sudah memutuskan untuk melepas sukuk ritel seri SR-002 senilai Rp 8,033 triliun dan melepas keempat seri SBN tadi sehingga jumlah surat berharga negara yang sudah diterbitkan pemerintah bertambah menjadi Rp 13,078 triliun.
Atas dasar itu, pemerintah masih harus menerbitkan surat berharga sebesar Rp 158,322 triliun lagi. Itu untuk memenuhi target penerbitan surat berharga negara yang ditetapkan sebesar Rp 175,6 triliun tahun 2010 ini.
Pemerintah masih akan menerbitkan beberapa surat berharga dengan denominasi valuta asing, seperti Samurai Bond (obligasi yang diterbitkan dalam denominasi yen Jepang dan hanya terbatas di pasar modal Jepang). Selain itu, juga harus menerbitkan dan surat utang negara yang berdenominasi dollar AS atau kerap disebut Global Bond, serta obligasi berdenominasi valas dengan basis syariah.
Sumber: http://forum.detik.com/showthread.php?t=141567
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar