Jumat, 23 April 2010

Bayi Menangis Berisiko Gangguan Otak

KLAIM baru yang dikeluarkan oleh pakar kesehatan anak Dr Penelope Leach membangkitkan kembali perdebatan mengenai reaksi tepat dalam menangani bayi yang menangis. Leach meyakini bahwa bayi yang stres karena dibiarkan menangis berisiko lebih besar mengalami gangguan di usia selanjutnya.

Penulis Your Baby And Child: From Birth To Age Five ini mengklaim bahwa penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa menangis untuk waktu lama bisa merusak perkembangan otak, sehingga memicu kesulitan belajar di usia selanjutnya."Ini bukan pendapat tapi fakta bahwa membiarkan bayi menangis berpotensi merusak. Sekarang kita sudah tahu, jadi kenapa mengambil risiko," tutur Leach, seperti dikutip situs dailymail.co.uk, Kamis (22/4).

Teori Leach ini bertentangan dengan keyakinan popular dalam membesarkan anak, bahwa bayi sebaiknya dibiarkan menangis hingga 20 menit. Beberapa pakar, termasuk Gina Ford, penulis The Contented Little Baby Book menganjurkan orangtua untuk mendisiplinkan kehidupan bayi mereka, termasuk membiarkan bayi menangis, hingga pola tidur teratur terbentuk.

Tapi Leach menyatakan bahwa bayi-bayi tidak memiliki kematangan mental untuk belajar tidur pada waktu yang tepat."Bayi yang dibiarkan menangis akan berhenti dengan sendirinya. Tapi, bukan karena dia sudah belajart tidur sendiri, melainkan karena kelelahaan dan putus asa mencari bantuan."

Jika bayi dibiarkan menangis, lanjut Leach, akan terjadi peningkatan produksi hormon stres cortisol. Menangis dalam waktu lama menghasilkan begitu banyak cortisol sehingga bisa merusak otak bayi.

Hal ini, terang Leach lagi, bukan berarti bayi tidak boleh menangis atau bukan berarti orangtua harus cemas setiap kali bayi mereka menangis. Semua bayi menangis, beberapa menangis lebih sering dibandingkan yang lain. Bukan tangisannya itu yang buruk untuk bayi."Tapi yang buruk adalah saat bayi menangis dan tidak mendapatkan respon."

Komentar Leach yang dipublikasikan di The Independent ini, bertentangan dengan penelitian yang dipublikasikan bulan lalu oleh Australia's Murdoch Children's Research Institute.

Setelah mempelajari 225 anak berusia enam tahun (yang telah menerima pelajaran membentuk pola tidur), peneliti menemukan bahwa menangis yang terkontrol atau membiarkan bayi menangis untuk jangka waktu lama tidak mempunyai efek buruk terhadap perkembangan emosional dan perilaku anak.

Studi-studi telah menunjukkan bahwa sekitar 50 persen orangtua memiliki masalah dengan pola tidur anak. Masalah ini seringkali memicu gangguan dalam perkawinan.(IK/OL-5)

Sumber: http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/04/23/2447/2/Bayi-Menangis-Berisiko-Gangguan-Otak-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar