Minggu, 18 April 2010

Diet Ketat Picu Penyakit Jantung

DIET bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang mematikan seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Studi terbaru menemukan, mereka yang mengontrol asupan kalori memproduksi lebih banyak hormon stres cortisol yang berbahaya untuk tubuh.

Studi dari California University dan Minnesota University tersebut mengklaim bahwa paparan terhadap cortisol pada dasarnya membuat beberapa pelaku diet mengalami penambahan berat badan. Hal ini, menurut peneliti, bisa menjelaskan mengapa banyak pelaku diet gagal menurunkan berat badan meskipun sudah mengurangi asupan kalori.

Selain itu, terang peneliti, diet bukannya membuat Anda merasa lebih baik tetapi pada dasarnya merusak kesehatan mental. Banyak pelaku diet yang mengalami peningkatan stres psikologis saat mereka terus-menerus memaksa diri menghitung kalori dan memonitor jenis makanan yang dikonsumsi.

Para dokter, terang peneliti, sebaiknya berpikir dua kali sebelum menganjurkan pasien mereka mengikuti diet ketat. Hal ini untuk mencegah efek negatif jangka panjang akibat diet tersebut.

"Terlepas dari kesuksesan atau kegagalan mereka menurunkan berat badan, jika studi lanjutan juga menemukan bahwa diet meningkatkan stres dan kadar cortisol, dokter sebaiknya berpikir ulang sebelum menganjurkan pasien untuk diet," tutur peneliti, seperti dikutip situs dailymail.co.uk, Jumat (16/4).

Stres kronis, terang peneliti, selain memicu penambahan berat badan juga telah dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, diabetes dan kanker. Diet berpotensi menambah beban stres. Karena itu, terang peneliti, cara terbaik adalah menghindari konsekuensinya.

Dalam studi ini, peneliti melibatkan 121 partisipan perempuan. Sebagian diminta menjalani diet standar tiga minggu dengan asupan 1.200 kalori per hari. Sekitar 50 persen partisipan dianjurkan mengonsumsi 2.000 kalori sehari.

Masing-masing partisipan diminta menyediakan sampel air liur sebelum dan sesudah studi untuk melihat kadar cortisol. Hasil menunjukkan, setelah tiga minggu, perempuan yang mengikuti program diet mengalami peningkatan kadar hormon yang signifikan.

Peningkatan kadar cortisol, menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Psychosomatic Medicine ini, kemungkinan karena hormon tersebut digunakan dalam tubuh untuk meningkatkan energi.

Jika Anda tidak mengonsumsi kalori yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, maka tubuh secara otomatis akan mulai melepaskan hormon stres.

Selain itu, para partisipan juga diminta mencacat setiap makan yang dikonsumsi dan mengukur perasaan mereka selama tiga minggu tersebut. Hasil menunjukkan, banyak partisipan melaporkan peningkatan stres psikologis. Hal ini, menurut peneliti, kemungkinan karena mereka secara terus-menerus diingatkan bahwa mereka sedang mengurangi asupan makanan untuk tubuh mereka.

Mengikuti diet 1.200 kalori sehari, terang pakar diet dari St George's Hospital di London, Catherine Collins, terlalu sulit untuk ditoleransi tubuh. Para pelaku diet, terang dia, sebaiknya membatasi asupan kalori mereka antara 1.500 dan 1.800 kalori sehari, dipadukan dengan olahraga teratur.

"Diet sangat rendah kalori benar-benar memicu masalah dan meningkatkan kadar cortisol." Terpapar kolesterol dalam waktu lama, lanjut dia, akan mengganggu kadar kolesterol, meningkatkan tekanan darah dan bahkan meningkatkan risiko depresi.

Sumber: http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/04/18/2421/2/Diet-Ketat-Picu-Penyakit-Jantung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar